Senin, 18 Juli 2011

Pariwisata Districk Lospalos


Pariwisata Districk Lospalos

Cornelio F Gusmão

1.  Pemberdayaan masyarakat Timor leste Melalui Konsep Desa Wisata

Salah satu alternatif untuk mengembangkan ekonomi rakyat adalah dengan mengembangkan desa wisata. Pengembangan desa wisata ini juga menjadi sangat relevan, seiring dengan terjadinya pergeseran model pembangunan pariwisata. Seperti dilaporkan oleh World Tourism Organization (WTO) tahun 1995 menunjukkan bahwa telah muncul perkembangan wisata alternatif yang dipandang lebih menghargai lingkungan alam dan penghargaan kepada kebudayaan.
Selain didukung oleh fakta di atas, kecenderungan wisatawan sekarang ini lebih rasional dan memiliki karakter yang kurang dapat diprediksi dimana tuntutan dan kepuasan wisatawan tidak hanya bersandar pada tindakan alam dan kelengkapan fasilitas wisata melainkan juga pada keleluasaan dan intensitas interaksi dengan lingkungan dan masyarakat lokal. Berdasarkan pada fakta di atas, pembangunan desa wisata kemudian menjadi arah baru bagi pengembangan Kepariwisataan didunia.
Dilihat kecenderungan perkembangan kepariwisataan sekarang yang lebih banyak melirik pada prinsip back to nature, maka pariwisata pedesaan merupakan suatu bentuk pariwisata dengan objek dan daya tarik berupa kehidupan desa yang dengan kemenarikan khusus dalam masyarakatnya yaitu, panorama alamnya dan budayanya khususnya wisatawan asing. Kehidupan desa yang dapat dijadikan sebagai sebagai tujuan wisata adalah sebagai obyek sekaligus sebagai subyek dari kepariwisataan, sebagai suatu obyek maksudnya adalah bahwa kehidupan pedesaaan merupakan tujuan bagi kegiatan wisata, sedangkan sebagai subyek adalah bahwa desa dengan segala aktivitas sosial budayanya merupakan penyelenggara sendiri dari berbagai aktivitas kepariwisataan dan apa yang dihasilkan oleh kegiatan tersebut akan dinikmati oleh masyarakatnya secara langsung. Oleh karena itu, peran aktif dari masyarakat sangat menentukan kelangsungan kegiatan pariwisata.
Pengembangan desa wisata akan membawa beberapa implikasi positif, seperti mengurangi pengangguran di desa, peningkatan pendapatan masyarakat, optimalisasi daya dukung terhadap pembangunan dan terjaganya kelestarian lingkungan alam di pedesaan. Pengembangan desa wisata juga akan bermanfaat dalam nengurangi arus urbanisasi dari desa ke kota dan mengurangi konvergensi ketimpangan antara desa dan kota. Usaha-usaha yang terkait dengan pengembangan desa wisata tersebut akan menjadi alternatif pekerjaan yang dapat dimasuki oleh masyarakat setempat.
Pengembangan desa wisata pada dasarnya dilakukan dengan berbasis pada potensi yang dimiliki masyarakat pedesaan. Pola pengembangan desa wisata ini diharapkan akan mampu mendorong tumbuhnya berbagai sektor ekonomi kerakyatan seperti industri kerajinan rakyat, industri jasa-perdagangan, dan lainnya. Hal semacam ini diharapkan menjadi faktor daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke desa. Dengan melihat kenyataan bahwa pada umumnya masyarakat Timorm leste masih bergelut dengan sektor pertanian, serta mempunyai tradisi adat budaya, maka arah pengembangan desa wisata seharusnya lebih diarahkan pada pengembangan ekowisata, agro-wisata.

2.  Pengembangan ekowisata

Pengembangan ekowisata bertumpu pada upaya pelestarian sumber daya alam/budaya yaitu, melihat pada unsur penting yang menjadi daya tarik dari sebuah daerah tujuan ekowisata adalah
 (1) kondisi alam,
 (2) kondisi flora dan fauna,
 (3) kondisi fenomena alam dan
 (4) kondisi adat dan budaya. Dalam pengembangan ekowisata ini, dapat dilakukan misalnya dengan penggalian nilai-nilai budaya dalam masyarakat. Desa-desa yang memiliki potensi budaya seperti Tutuala (Lospaplos) Meci, Makadade (Atauro) festival panem pinang, dan desa-desa lain yang mempunyai potensi sama, sebenarnya dapat diangkat sebagai desa wisata percontohan yang pada akhirnya dapat memberikan effect besar terhadap perkembangan ekonomi daerah.
Pengembangan agro-wisata berkaitan dengan upaya untuk mengangkat hasil-hasil pertanian, seperti buah-buahan atau sayuran sebagai daya tarik bagi wisatawan agar berkunjung di daerahnya. Pengembangan tiap desa harus melihat komoditas unggulan pada sector pertanian tiap desa, agro-wisata dengan komoditi.
Sementara pengembangan agro-industri terkait dengan upaya meningkatkan hasil pertanian, perikanan, peternakan maupun perkebunan menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Upaya mengembangkan beberapa industri rumah tangga keripik (dari Aifarina), kulu bafa (Baucau), kumbili tunu (Baucau) dan masih banyak komoditi lainnya, dapat menjadi suatu contoh kongkret dari model pengembangan desa wisata ini.
Upaya pengembangan desa wisata ini, memerlukan sinergi dan kerjasama dari berbagai stake holder, yakni dari masyarakat., birokrat, pengusaha dan unsur-unsur pendukung. Dalam hal ini, masyarakat harus dilibatkan dalam perencanaan maupun pengelolaan objek wisata. Bahkan,kalau perlu masyarakat dilibatkan jua pada tahap evaluasi dari pengembangan desa wisata ini. Sebab pendekatan partisipatif akan menjadi salah satu bagian penting dalam proses pembangunan wisata. Dengan pendekatan partisipatif itu diharapkan masyarakat pada lokasi objek wisata sendiri akan memiliki rasa tanggung jawab untuk pemeliharaan daya tarik objek yang bersangkutan.
Pada kenyataan konsumen pariwisata sekarang bahwa kecenderungan wisatawan ingin wisata ke desa, menjadikan kita boleh optimis bahwa desa wisata akan menjadi alternatif penting untuk mengembangkan ekonomi masyarakat pedesaan. Lebih dari itu, pengembangan desa wisata akan akan lebih berkelanjutan karena ditopang oleh potensi masyarakat setempat.
Kampung tugu merupakan salah satu tempat atau kampoeng yang berada di utara Jakarte, yang merupakan tempat pertama bangsa Portugis menginjakkan kakinya di Pulau Jawa. Kampung peninggalan bangsa Portugis di wilayah Batavia (Jakarta Tempoe Doeloe) ini mengadakan Festival budaya yang bernuansa Portugis, dan festival kampoeng toego ini diikuti oleh negara yang berbahasa Portugeuse atau sering disebut CPLP, dari setiap negara peserta mempertunjukkan tarian tradisional dari tiap - tiap negara, yaitu seperti ; Brazil dengan Capoeira, Portugal dengan Folklore, dan tarian tradisional dari negara lainnya.
Timor leste mememtaskan dua tarian tradisional atau atraksi khas timor Leste yaitu; tarian lamakbaen dari kabupaten Lospalos (berupa tarian syukuran), dan danca Policatri dari Manatuto. Para penari tarian tradisional ini adalah diwakili oleh mahasiswa/i Timor leste yang sedang kuliah Pada Universitas atau perguruan tinggi di Bandung (melalui forum mahasiswa IMPETIL Bandung).
3.  Potensi wisata
Industri pariwisata merupakan industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan produk dimana sebagian besarnya merupakan produk jasa. Pada prinsipnya pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh lingkungan, keunikan suatu daerah, budaya dan pelayanan. Karena itu dalam pembangunan atau pengembangannya, perlu diperhatikan asas pengelolaan lingkungan, keunikan suatu tempat dan budaya, serta pelayanan. Melestarikan kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan yang berlanjut bukanlah merupakan hal yang abstrak, melainkan benar-benar hal yang konkrit dan sering mempunyai efek jangka pendek.
Dengan meningkatnya jaminan sosial para pekerja di sektor industri dan intervensi negara yang semakin jauh dalam mengatur hak-hak para pekerja industri, termasuk hak-hak untuk berlibur dan kewajiban untuk membiayai liburan para pekerjanya, mengakibatkan maraknya pariwisata sebagai industri.
Motivasi wisatawan untu mengunjugi suatu tempat tujuan adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan dan permintaan. Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri tertentu.
Ciri-ciri khas yang menarik wisatawan adalah :
Keindahan alam.
Iklim dan cuaca.
Kebudayaan.
Sejarah.
Ethnicity – sifat kesukuan.
Accessibility – kemampuan atau kemudahan berjalan ke tempat tertentu.
Perencanaan pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan daya dukung yang berdasarkan pada tujuan pariwisata yaitu bersenang-senang. Pada umumnya Timor Leste belum memberikan perhatian yang serius pada kegiatan pariwisata baik itu dari Pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat. Ini terlihat jelas karena banyaknya potensi wisata yang belum teridentifikasi dan dikelolah secara baik serta belum dipasarkan ke Tourist Generation Area.
Bagi Timor leste, industri pariwisata merupakan peluang yang tidak dapat dilepaskan begitu saja. Pariwisata harus dapat dikembangkan sebagai sebuah produk yang menguntugkan dan memiliki prospek yang sangat cerah di kemudian hari bagi sebuah pembangunan nasional, karena hal ini dapat terlihat pada data kunjungan wisatawan berikut ini;

Tabel. 1. Data kunjungan wisatawan mancanegara ke Timor Leste
No
Tahun
Jumlah
1
2003
439
2
2004
2597
3
2005
5817
4
2006
4062

Lospalos adalah salah satu kabupaten di Timor Leste yang berada di ujung timur pulau Timor yang letaknya 248 km di bagian timur Dili (ibu kota Negara Timor Leste). Ibukota Lospalos adalah Lautem ialah salah satu kecamatan di Lospalos. Lospalos mempunyai beragam Potensi wisata yang belum terolah atau dikelolah secara maksimal untuk dijadikan sebagai salah satu obyek yang dapat menarik wisatawan berkunjung ke kabupaten tersebut.

4.  Ada beberapa potensi yang dapat dikembangkan menjadi obyek wiata seperti

  • Potensi Pantai (ualo beach, com beach, berlu beach, Jaco beach, Lore beach);
  • Bangunan Peninggalan Portuguese (Benteng di Lautem, Pouzada Tutuala, Kota Pemerintahan lama di Lore);
  • Rumah Adat Lospalos yang menjadi ikon rumah bagi Timor Leste;
  • Budaya (Tarian Tradisional Lamakbaen yang ditarikan sebagai tarian ucapa syukur bagi hasil panem yang berlimpah, perkawinan secara adat dan lainnya),
  • Potensi alam seperti landscape dan hutan lindung (Nino Konis Santana National Park),
  • Potensi Karst (gua bergambar / ili kere-kere) dan lainnya.
  • Pulau Jaco (adalah salah satu pulau tampa penghuni, dan telah dikadikan sebagai kawasan lindung oleh pemerintah.
  • Keindahan bawah laut, yang sangat menarik untuk dilihat dan disaksikan.
Keadaan alam, budaya dan potensi lainnya yang masih alami dan terpelihara dengan baik itu menjadi daya tarik yang unik bagi para wisatawan yang ingin menikmati kegiatan wisata pada kecamatan Tutuala, karena potensi alam baik itu darat dan laut masih terpelihara secara alami. Sistem sosio budaya masyarakat Lospalos juga mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung atau orang yang berkujung ke kabupaten tersebut, karena sebagian besar dinamika kehidupam masyarakat masih diwarnai oleh nilai-nilai atau sistem-sistem sosio budaya tradisional.
Budaya dan keindahan alam dan laut yang masih alami itu memberikan nilai ekologi penting bagi Lospalos. Keadaan alam dan budaya yang masih terpelihara membuat kita tertarik untuk melihat alam yang begitu mempesona, disamping itu juga masyarakat yang berbahasa Fataluku, makalero dan makasae sendiri menjadi salah satu daya tarik yang dapat menarik wisatawan untuk mengenal dan mengetahui kehidupan masyarakat.
Berjuta potensi yang sangat Potensial di kabupaten tersebut akan dapat mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda jika pembangunan dan pembangunan selalu memperhatikan tiga pilar utama dalam pembangunan pariwisata yaitu pemerintah, sektor swasta dan masyarakat.